a Cerpen by Dewi Putri Anggraeni...

Menjadi Yang Ku Mau



“senin yang cerah, saatnya kembali kesekolah.” Kata Eni setelah libur panjang selama 1 pekan karena ada Try Out untuk kakak kelas. Eni lebih semangat dari hari biasa, karena Eni sudah sangat merindukan Ahmad, ketua kelas yang ditaksirnya. Sebelum berangkat Eni sarapan pagi.
“mama… apa makanan untukku hari ini sudah siap?” Tanya Eni.
“belum nak, sebentar lagi sayurnya matang. Sabar duluuu…” jawab mama. “tumben sekali pagi-pagi gini udah mau berangkat? Biasanya molor terus.” Tanya mama ragu.
“iya kan udah liburan seminggu dan gak ketemu teman-teman, pastinya aku kangen dong sama teman-teman yang baik dan apalagi kalo dia yang aku taksir.” Jawab Eni tertawa. Mama hanya menyengir mendengar jawapan Eni. Tidak lama makanan sudah matang, saatnya Eni sarapan lalu berangkat sekolah.
Sesampai disekolah Eni menempati tempat duduk didepan Ahmad. Eni menunggu kedatangan Ahmad. Tapi sampai bel berbunyi Ahmad belum juga datang, Eni kecewa.
“yah padahal hari ini aku sudah berusaha datang pagi, tapi kamu tidak datang-datang. Sia-sia dong tadi bangun pagi.” Gumam Eni didalam hati karena kecewa. Usai berdoa Eni membuka mata dan melihat kearah pintu, ternyata Ahmad datang terlambat. Dalam hati Eni senang.
Pelajaran berlangsung selama 5 jam, Eni yang tadinya murung sudah kembali semangat karena Ahmad. Saat istirahat Eni menghampiri Ahmad, “Ahmad, apa kamu tidak mau kekantin?” Tanya Eni kepada Ahmad.
“tidak, aku ingin tetap dikelas. Aku malas jajan.” Jawab Ahmad yang cuek. Eni kembali kecewa karena pertanyaannya dijawab cuek oleh Ahmad, Eni meninggalkan Ahmad lalu peri kekantin bersama Riri teman sebangkunya.
“rii, aku heran sama Ahmad. Apa dia gak ngerasa kalo aku suka sama dia?” Tanya Eni sambil manyun.
“udah ah, gak usah sedih. Gini deh, coba aja kamu pikir. Bagaimana bisa dia tau, kalo kamu aja gak kasih tau ke dia? Yang tau kan hanya aku dan kamu?” jawabnya Riri meyakinkan Eni, bahwa dia mampu mendapatkan Ahmad.
Sejenak Eni berfikir, “iya, yah. Dia jelas gak akan tau kalo sikap aku Cuma gini-gini aja, dan dia gak akan pernah tau kalo aku gak kasi tau ke dia!” pemikiran Eni yang cukup dewasa.
Usai jajan dikantin, Eni kembali kekelas. Eni ingin belajar lebih mengenal orang yang ditaksirnya. Eni bertemu dengan April, wanita berparas ayu nan indah itu bersedih. Eni menghampiri April, “ada apa April? Kenapa kamu sedih?” Tanya Eni peduli.
“tidak apa, hanya saja aku kecewa dengan Ahmad.” Jawab April membuat Eni ragu.
Eni terdiam sejenak, “memang ada apa dengan Ahmad? Bukankah dia orang yang kamu sukai?” Eni bertanya karena ingin tau apa yang terjadi dengan Ahmad.
“hari ini Ahmad berjanji akan menyatakan cinta kepada aku, tapi sampai sekarang aku menunggu, belum juga dia menemui dan mengatakan cintanya kepadaku.” Jawab April yang membuat hati Eni makin terbakar. Tapi Eni bukanlah orang yang egois, Eni lebih mementingkan perasaan orang lain ketimbang dirinya sendiri. Eni bingung atas apa yang akan dia lakukan.
Setalah terdiam cukup lama Eni bingung harus berkata apa, Eni meninggakan April yang masih bersedih. Eni menemui Ahmad, “ahmad, kenapa kamu harus membuat orang lain menunggu sih, kasihan April. Kalo kamu punya janji tepati janjimu, jangan membuat orang lain kecewa atas apa yang sudah kamu katakan kepada orang itu.” Kata Eni membuat Ahmad bingung.
“memang kenapa dengan April?” Tanya Ahmad
“kamu kan janji sama dia kalo kamu akan menjadikan dia pacar kamu, kasihan April tau gak, dia nunggu kamu sampai kecewa.” Kata Eni tegas.
Ahmad seolah bingung harus menjawab apa, Ahmad hanya menatap Eni tajam, seakan Eni merasa bahwa Ahmad memiliki rasa yang sama dengan dirinya.
Keesokan harinya, hari selasa waktunya olahraga. Seakan semua semangat anak-anak muncul hari ini, Eni senang melihat teman-temannya. Semua berteriak, “PAJA…K”
Eni bingung, apa yang dimaksud teman-temannya dengan pajak. Karena kata itu adalah kata yang biasa teman-temannya pakai untuk anak yang baru saja jadian, dan teman-temannya meminta pajak. Eni bertanya kepada Riri, “ada apa Rii? Kenapa semua anak-anak teriak pajak?”. Riri menjawab cukup lama, “Ahmad jadian dengan April.” Eni tak kuat membendung air mata, Eni pergi meninggalkan Riri, Riri mengejar Eni karena takut akan terjadi sesuatu yang membahayakan untuk Eni.
Eni izin pulang untuk hari ini karena sakit, Ahmad yang melihat Eni datang dengan senyum lalu tiba-tiba pulang dengan mata sayu. Ahmad menghampiri Eni, “kamu kenapa?” Tanya Ahmad
“gak apa, aku hanya kurang enak badan. Aku ingin istirahat.” Jawab Eni yang sedang terpukul hatinya.
“tapi kamu tadi baik-baik saja? Kenapa tiba-tiba sakit?” Ahmad kembali bertanya karena tau ada yang disembunyikan Eni dari dirinya..
“tidak apa, gak usah perdulikan aku. Oh ya, selamat ya atas jadianmu sama April, semoga langgeng.” Kata Eni sambil menahan air mata.

Mama melihat Eni pulang dari sekolah, padahal baru 30 menit yang lalu dia berangkat. Mama menghampiri Eni yang bercucuran air mata, “En, ada apa kamu menangis nak?” Tanya mama sedih.
“ma, kenapa Eni gak pernah dapatkan apa yang Eni mau?” Tanya Eni menangis.
“kata siapa kamu gak pernah dapatkan apa yang kamu mau, kamu minta apapun mama turuti. Memang ada apa kamu bertanya sepert itu?” Tanya mama bijaksana.
“Ahmad adalah cowok yang Eni taksir selama ini, Eni tau kalo Ahmad memang suka dengan April, begitupun dengan April. Tapi Eni gak tau kalo Ahmad sangat serius dengan April.” Kata Eni
“nak, apa yang kita mau tidak selamanya menjadi milik kita, ada saatnya keinginan kita itu tidak kesampaian. Mungkin Ahmad memang bukan jodoh kamu, relakan saja dia, dan kamu harus yakin bahwa kamu bisa mendapatkan yang lebih baik darinya,” kata mama tegas.
Eni mencoba melupakan perasaan yang selama ini Eni pendam, Eni berusaha menjauh dari Ahmad, tapi Ahmad selalu berusaha untuk mendekatinya. Malam hari yang biasa hape Eni rame dengan sms dari Ahmad sekarang menjadi sepi karena Ahmad tidak mengirim pesan kepada Eni, untuk sekedar mengucapkan “selamat malam”. Malam ini sangat terluka hatinya, yang dia harapkan hanya sebuah kaleng rombeng yang akan kembali kebentuk aslinya. Eni yakin, dirinya bukan orang yang lemah. Eni selalu berusaha menghibur dirinya dengan apapun yang dia suka, tapi semua sia-sia. Eni benar-benar tidak bisa merelakan Ahmad untuk bersama April.
Satu minggu berselang, Eni yang biasanya duduk didepan Ahmad berpindah tempat di bangku no 2 dari bangku Ahmad. Eni sangat-sangat ingin menjauh dari kehidupan Ahmad. Tapi keusilan Ahmad kepada Eni tidak berakhir, Ahmad menjambak rambut Eni, Eni yang biasa menanggapi itu karena bercanda, sekarang Eni benar-benar marah, padahal hal itu biasa dilakukan Ahmad saat mengusili dirinya. Eni menampar Ahmad dan berkata, “heh, sakit tau. Kamu pikir ini rambut tali sepatu yang bisa ditarik-tarik.”
Ahmad bingung melihat sikap Eni yang berubah menjadi judes kepadanya Malam harinya Ahmad mengirim pesan untuk Eni, “En, maafin aku tadi. Aku gak tau kalo mood kamu lagi buruk. Apa yang terjadi sama kamu?” Tanya Ahmad melalui pesan singkat. Ahmad menunggu balasan pesan dari Eni, lama menunggu Ahmad mencoba menghubungi Eni, tapi tidak juga dijawab oleh Eni. Ahmad takut kalo Eni benar-benar marah sama dirinya. Tanpa berfikir panjang Ahmad menemui Eni dirumahnya. Ahmad bertemu dengan mamanya Eni, lalu Ahmad menemui Eni, “kamu kenapa? Sms aku gak dibalas, telfon aku gak diangkat. Aku minta maaf kalo aku benar-benar membuat kamu marah, tapi itu kan hal yang biasa kita lakukan, kenapa kamu tiba-tiba marah?” Tanya Ahmad.
“aku gak ingin kamu dekat dengan aku lagi, aku takut April marah sama aku.” Jawab Eni.
“kenapa April harus marah, kamu kan teman aku.”
“tapi aku suka sama kamu!” jawab Eni cetus. Ahmad bingung dengan maksut Eni.
“apa, kamu suka sama aku? Kenapa bisa gitu?” Tanya Ahmad lugu.
“yah mana aku tau, yang jelas aku cemburu kamu jadian sama April!” jawab Eni nyolot.
“kalo kamu tau, aku juga suka sama kamu. Tapi aku hanya bisa menganggapmu sebagai teman.”
”kenapa begitu?”
”Karena aku memilih April lebih dulu, aku menghargai kamu. Maafkan aku kalo aku banyak menyakitimu. Aku benar-benar gak tau kalo kamu punya rasa yang sama dengan aku.” Jawab serius Ahmad
Ahmad dan Eni sepakat untuk menjadi diri mereka sendiri, menjalani kehidupan masing-masing tanpa harus ada yang merasa disakiti maupun dikhianati. Eni sudah belajar melupakan Ahmad adalah laki-laki yang ditaksirnya, tapi Eni selalu ingat bahwa Ahmad adalah teman terbaiknya.
Meskipun Eni sudah berada jauh dari kehidupan Ahmad, tapi bayang-bayang Ahmad yang selalu dan hampir setiap hari mengganggunya masih terus ada dipikiran Eni. Eni rindu dengan sosok Ahmad yang peduli kepada wanita.
Tak lama hubungan April dan Ahmad berjalan, gosip datang mewarnai buruk hubungan April dan Ahmad, Eni yang sudah berjanji tidak akan mengganggu hubungan mereka merasa perihatin atas apa yang dialami temannya.
Eni menurunkan tangan untuk membantu teman baik sekaligus yang spesial untuk dirinya. Eni membersihkan nama Ahmad kembali, karena gosip yang beredar bahwa Ahmad adalah laki-laki yang selalu menjadikan wanita itu budak asuhnya.

Ahmad merasa Eni adalah teman yang baik yang selalu ada untuk dirinya, Ahmad merasa berhutang budi dengan kebaikan Eni. Ahmad menjanjikan Eni untuk memutus hubungan dirinya dengan April, tapi Eni menolak karena teman adalah segalanya, meskipun teman itu adalah orang pernah kita cinta.

Sesungguhnya . . .

Wanita cantik selalu tersenyum walaupun hatinya terluka. Wanita cantik yang sesungguhnya tidak nampak dari luar, Melainkan dari lubuk hatinya yang paling dalam
Wanita itu rata-rata semua cantik dan indah, tapi wanita yang bisa menjaga harga dirinya adalah wanita yang sempurna.
Jangan selalu melihat wanita hanya dari fisik saja, lihat dari keseluruhan.

Lihatlah teman terdekatmu, seburuk apapun fisiknya, dia masih mempunyai nurani untuk mengasihi. Yakin deeh, semua wanita itu sama, hanya tuhan memberi fisik yang berbeda, itu sebabnya ada manusia dengan jenis wanita yang mempunyai beberapa karakter. Tapi semuanya sama, sama-sama punya nurani.
Wanita yang baik akan selalu tersenyum kepada orang yang telah melukainya, sesakit apapun rasanya, ia akan tetap mendoakan yang terbaik untuk orang yang pernah menyakitinya.
Tapi sekarang, jarang kita temukan ada wanita yang seperti itu, semua berlomba-lomba untuk mempercantik fisik dirinya, dan semua laki-laki menginginkan yang seperti itu adanya.